Seorang member AstraWorld punya pengalaman berharga saat mobilnya diserempet pengendara sepeda motor. Benturannya cukup keras, sampai-sampai bumper penyok dan pengendara motor sempat terjatuh. Karena merasa tak bersalah dan sudah terbayang ongkos perbaikan, member AstraWorld ini langsung menghentikan mobil meskipun masih di tengah jalan dan turun untuk meminta pertanggungjawaban si pengendara motor. Saat pertama bertemu, reaksinya memang bersahabat. Tapi apa daya, ketika mereka sepakat untuk berbicara lebih detail di tepi jalan (juga supaya tidak mengganggu lalu lintas), baru ketahuanlah watak asli si pengendara motor. Sebab, ia ternyata bukan meminggirkan motornya. Begitu motor hidup, ia langsung tancap gas dan selap-selip di tengah kepadatan lalu lintas. Sayangnya, member AstraWorld ini belum sempat mencatat nomor polisi, meminta SIM/STNK, apalagi nama, alamat dan nomor kontak si pengendara motor. Akhirnya, biaya perbaikan atas kecelakaan yang bukan karena kesalahannya itu harus ia tanggung sendiri. Kejadian seperti ini bisa berulang dan dialami oleh siapa saja. Sengketa atau perselisihan di jalan bisa melibatkan pengendara mobil dengan pengendara sepeda motor atau sesama pengendara mobil. Agar terhindar, AstraWorld sarankan untuk memperhatikan poin-poin berikut ini saat bersengketa dengan pengguna jalan di jalan raya: 1. Sebelum melakukan pembicaraan lisan, lihat nomor polisi kendaraannya, ingat-ingat dan catat jika Anda khawatir lupa. 2. Perhatikan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mobil Anda. Perhatikan juga kerusakan yang terjadi pada kendaraan yang berbenturan dengan mobil Anda. Dari sini Anda bisa mengkalkulasi, berapa besar biaya yang harus Anda keluarkan untuk memperbaiki kerusakan. 3. Jangan langsung berdebat di tengah jalan. Setelah ingat dan mencatat nomor polisi kendaraannya, ajaklah menepi untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik. Penyelesaian saat berada di tengah jalan sama saja mengganggu hak pengguna jalan lainnya. 4. Jangan panik, tetap bersikap tenang. Ada pengendara yang berupaya kabur dari tanggung jawab dengan cara lebih dahulu memasang tampang marah plus membentak-bentak. Ada dua kemungkinan yang sama-sama merugikan jika kita tidak tenang, yaitu: kita kalah mental dan menuruti kemauannya, atau sebaliknya, terjadi keributan yang justru tidak menyelesaikan masalah utama.
Sumber:
|